Cinta Dibalik kesederhanaan
Senin, 16 Juli, 2013. Suatu hari yang
cerah saat hari pertama masuk sekolah. Aku bersekolah di salah satu SMP di
Tegallalang. Saat pembagian kelas aku mendapat kelas 7e.
“Hai,
perkenalkan namaku Anton Jaya Saputra”
“Hai
juga namaku, Adnyana Dinata”
“perkenalakan
juga namaku, Bayu Wisesa”.
Begitulah
suasana saat aku berkenalan dengan teman sekelasku. Salain dengan Anton, Bayu
dan beberapa teman lainya, saat itu aku juga sempat berkenalan dengan seorang
siswi cantik bernama Renia Safitri, atau Gek Nia.
Ya,
Gek Nia. Ia adalah seorang siswi yang sekelas denganku. Memang saat pertama
bertemu aku hanya menganggap dia sebagai teman biasa. Tapi, seiring berjalanya
waktu aku mulai merasakan hal lain padanya. Setiap melihatnya dalam hati aku
berkata “Gek Nia, bagai mana ya kalau aku menjadi pacarmu”. Selain itu setiap
saat selau terlintas dalam benaku tentang seorang Gek Nia yang cantik, bekulit
putih, tubuh tinggi langsing, dan rambut hitam panjang, dan sifatnya yang ceria.
Karena rasa ini terus aku rasakan dalam hati kau mulai bertanya “Oh tuhan,
apakah ini yang dinamakan cinta”. Maklum umurku masih 12 tahun, jadi belum tau
rasanya cinta.
Namun, aku merasa kurang pantas
untuknya, karena aku yang berkulit sawo matang, tubuhku yang kurus, sifat ku
yang pemalu dan sedikit terlihat cupu. Oleh karena itu, aku tidak berani
mengungkapkan perasaan yang telah lama bersarang di hatiku. Tapi, aku berfikir,
mungkin saja rasa ini datang dan pergi begitu saja. Tapi aku salah, ternyata
rasa ini terus menggelayut di hatiku. Akupun mulai menghilangkan perasaanku
dengan cara yang positif, seperti membaca buku ataupun menulis, baik menulis
cerpen maaupun surat. Sampai akhirnya akupun ikut OSIS. Aku ikut OSIS karena
aku ingin, belajar berorganisasi, belajar disiplin, belajar bergaul, dan mem
perbaiki sifatku yang pemalu.
Setelah sekian lama menjadi OSIS, banyak
hal yang berubah dalam diriku. Seperti, lebih disiplin, berani mengusulkan
pendapat, dan lebih. Namun, ada satu hal yang sama sekali tidak berubah dalam
diriku yaitu, rasa maluku dan perasaanku kepada Gek Nia. Ya, memang setelah
sekian lama aku tidak bias menghilangkan rasa cintaku kepada siswi cantik ini.
Sampai salah satu temanku yang bernama Devi Dianantari mengetahui perasaanku
kepada Gek Nia melalui surat-surat yang aku tulis untuk Gek Nia.
“Eh..
Adnyana, kamu benar suka sama Gek Nia?.” Tanya devi kepadaku.
“Ya..”
Jawabku.
“Kalau
kamu suka sama Gek Nia, kamu harus hati-hati”
“Hati-hati
bagaimana?.” Tanyaku penasaran.
“Soalnya,
Gek Nia sudah punya pacar.” Jawab devi.
Seketika
itu juga hatiku serasa dipukul.dengan perasaan yang tidak karuan akupun kembali
bertanya kepada devi.
“Terus
siapa pacar Gek Nia?”
“Katanya
sih kelas 8 namanya Suryana Wibawa”
Hatiku
semakin sakit, setelah mendengar bahwa Suyana yang menjadi pacar Gek Nia,
karena ia adalah temanku yang menjadi OSIS kelas 8. Apalagi melihat mereka
berdua bermesraan di tangga samping kelasku, hatiku serasa tertusuk melihat
peristiwa itu. Mungkin selama ini aku benar, Gek Nia tidak pantas untuk orang
sepertiku.
Rasanya memang Suryanalah yang lebih pantas
untuk Gek Nia. Melihat tubuhnya yang gagah, badanya besar berotot, dan sifatnya
yang pemberani. Sehingga ia menjadi idaman para wanita. Jauh sekali dengan
diriku yang berbadan kurus dan pemalu. Akupun pasrah pada takdir, melihat orang
yang kita cintai telah menjadi milik orang lain. Akupun berusaha menghilangkan rasa
ini dengan membaca buku atau kegiatan lainya. Tapi, perasaan ini tak bisa hilang
dari otaku. Sampai pada suatu hari aku melihat Gek Nia menangis di tangga
samping kelasku.
“Gek
Nia, ngapain nangis disini?.” Tanyaku padanya.
“Adnyana,
aku nangis karena suryana selingkuh” Jawabnya sambil menagis.
“Tenang
mungkin kau hanya salah pilih pacar” lanjutku untuk menghibur dirinya.
Setelah
sekian lama Gek Nia curhat kepadaku dan juga ia telah berhenti menangis, aku
memberanikan diri untuk mengatakan
“Gek
Nia, mungkin bagimu ini terlalu cepat setelah kau putus dengan Suryana, tapi
aku sudah memendam perasaan ini sudah sejak lama”
“perasaan
apa?” Tanya Gek Nia penasaran.
“Aku
sebenarnya ci… ci… cinta sama kamu” Kataku gugup saat menyampaikan perasaan ku
kepadanya.
“mau
enggak kamu jadi pacarku?” Lanjutku.
Saat
itu juga aku merasa senang, karena aku berhasil melawan rasa maluku dan
menyampaikan perasaanku keada Gek Nia. Setelah beberapa menit akhirnya ia
menjawab.
“Mau”
Jawabnya sambil tersenyum
“Aku
sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aku tak berani mengukapkan isi hatiku”
Lanjutnya.
“Terus,
kenapa Gek Nia bisa pacaran dengan suryana?”
“Soalnya,
dia yang nembak duluan. Dan nembaknya didepan orang banyak dan aku enggak
berani nolak. Tapi sekarang ia selingkuh dengan perempuan lain”
“Tenang,
ka nada aku yang akan selalu setia di samping mu”
Hatiku
semakin senang karena aku telah berhasil nembak Gek Nia dan dia sudah resmi
menjadi pacarku. Sejak hari itu aku dan Gek Nia sering curhat-curhatan, diskusi
belajar, atau hanya sekedar duduk berduaan sambil ngobrol. Kisah ini pun
mengajarkan ku, sebenarnya bukan kesempurnaan yang membuat cinta tapi, cintalah
yang membuat sesuatu menjadi sempurna.
****TAMAT***
bpk kau buruk
BalasHapus